Catcalling sering kali dianggap
oleh sebagian orang sebagai bentuk pujian. Namun, apakah benar demikian?
Kenyataannya, catcalling lebih sering menimbulkan perasaan tidak nyaman dan
merendahkan bagi korban, dibandingkan memberikan rasa dihargai. Untuk memahami
mengapa catcalling bukanlah pujian, penting untuk melihat lebih dekat pada
tindakan ini dan dampaknya.
Apa Itu Catcalling?
Catcalling adalah tindakan
pelecehan verbal yang biasanya terjadi di ruang publik. Bentuknya bisa berupa
siulan, panggilan, atau komentar seksual yang ditujukan kepada seseorang,
sering kali tanpa persetujuan dan dilakukan oleh orang asing. Meskipun beberapa
pelaku mungkin menganggapnya sebagai bentuk apresiasi terhadap penampilan
fisik, catcalling lebih sering dirasakan sebagai serangan verbal yang tidak
diinginkan.
Mengapa Catcalling Bukan
Pujian?
1. Tidak
Berdasarkan Rasa Hormat
Pujian yang
sebenarnya didasari oleh rasa hormat dan apresiasi terhadap seseorang, baik itu
penampilan, karakter, atau pencapaiannya. Pujian diberikan dengan cara yang
sopan dan tidak invasif. Sebaliknya, catcalling bersifat merendahkan, tidak
menghormati batasan personal, dan sering kali memaksa.
2. Menimbulkan
Perasaan Tidak Nyaman
Korban catcalling sering kali merasa tidak
nyaman, takut, bahkan terancam. Berbeda dengan pujian yang memberikan rasa
dihargai, catcalling membuat seseorang merasa direndahkan dan dieksploitasi.
Ini adalah perbedaan mendasar yang menunjukkan bahwa catcalling jauh dari
pujian yang sejati.
3. Tidak
Ada Konsensualitas
Pujian yang baik
diberikan dalam konteks yang sesuai dan dengan persetujuan implisit dari
penerimanya. Catcalling, di sisi lain, dilakukan secara sepihak, tanpa
memperhitungkan bagaimana perasaan atau respon dari orang yang dituju.
4. Mengobjektifikasi
Korban
Catcalling sering
kali berfokus hanya pada penampilan fisik korban, memperlakukan mereka sebagai
objek pandangan atau keinginan, bukan sebagai individu dengan martabat dan
perasaan. Pujian yang tulus memperlakukan orang lain dengan integritas,
sementara catcalling hanya melihat tubuh mereka sebagai objek.
Dampak Catcalling pada Korban
Baik laki-laki maupun perempuan
bisa menjadi korban catcalling, meskipun perempuan lebih sering mengalami
bentuk pelecehan ini. Dampaknya bisa sangat merugikan, baik secara psikologis
maupun emosional. Beberapa dampak catcalling antara lain:
1. Rasa
Tidak Aman di Ruang Publik
Korban
catcalling sering kali merasa tidak aman saat berada di ruang publik, terutama
jika pelecehan terjadi berulang kali. Ini bisa mengakibatkan ketakutan untuk
keluar sendirian atau berada di tempat umum.
2. Penurunan
Harga Diri
Merasa
dievaluasi atau diobjektifikasi oleh orang asing bisa berdampak negatif pada
harga diri korban. Mereka mungkin merasa bahwa nilai mereka hanya terletak pada
penampilan fisik, bukan sebagai individu yang utuh.
3. Trauma
dan Stres
Pelecehan verbal,
seperti catcalling, bisa menyebabkan trauma jangka panjang bagi korban. Rasa
stres yang terus menerus bisa muncul setiap kali mereka berada di situasi
serupa, mempengaruhi kesejahteraan mental mereka.
Apa yang Bisa Dilakukan?
1. Edukasi
Masyarakat
Penting untuk
menyebarkan pemahaman bahwa catcalling bukanlah bentuk pujian. Masyarakat harus
lebih sadar tentang batasan personal dan pentingnya menghormati orang lain di
ruang publik.
2. Mengubah
Persepsi Tentang "Pujian”
Bagi banyak
orang, terutama laki-laki, catcalling mungkin tampak sebagai pujian yang tidak
berbahaya. Mengubah persepsi ini sangat penting agar mereka menyadari bahwa
tindakan tersebut adalah pelecehan verbal yang merugikan.
3. Dukungan
Bagi Korban
Penting bagi
korban catcalling untuk tahu bahwa mereka tidak sendirian, dan pelecehan yang
mereka alami adalah masalah serius. Dukungan sosial dan psikologis dapat
membantu mereka mengatasi dampak pelecehan ini.
Kesimpulan
Catcalling bukanlah pujian. Ini
adalah bentuk pelecehan verbal yang sering kali menyebabkan perasaan tidak
nyaman, takut, dan merendahkan pada korbannya. Masyarakat perlu mengubah cara
pandang terhadap catcalling dan memahami bahwa setiap individu berhak
mendapatkan rasa aman dan dihormati di ruang publik. Dengan edukasi dan
kesadaran, kita bisa menghentikan praktik pelecehan ini dan menciptakan
lingkungan yang lebih aman dan inklusif.